Diplomasi antar klub seperti ini yang sebetulnya sangat bisa dilakukan, karena saya menulis di Simamaung, apakah kawan-kawan ada yang tau bagaimana divisi fans relation di Persib? #seriusnanya.
Kembali ke masalah pokok, hingga saat ini pun saya masih beberapa kali melihat, panpel masih belum siap menghadapi suporter away, yang biasanya tidak terkoordinir dan sangat riskan untuk menghasilkan masalah? Yang cukup mengejutkan adalah malah disatukan dalam satu tribun, tanpa penjagaan stewards dan aparat. Penjagaan hanya sebatas korlap, iya korlap.
Pada beberapa kasus, tentunya tidak jarang, tidak bisa bertindak netral dan benar melakukan penjagaan yang layak. Seorang stewards jelas mendapatkan pelatihan dari pihak kepolisian, setidaknya pasti tahu bagaimana menghadap karakter suporter.
Saya menyesalkan PSSI terburu-buru dalam membuat sebuah regulasi, tanpa “turun ke lapangan” dan memberikan pelatihan atau SOP yang jelas untuk panitia pelaksana kandang dalam menghadapi suporter tandang. Hingga kapan pun (mungkin) melarang suporter untuk tandang masih sulit, apalagi dengan fenomena “boikot” yang terjadi pada beberapa tim di liga Indonesia.
Butuh pelatihan atau SOP yang jelas untuk dihadirkan pada setiap panitia pelaksana kandang. Pertanyaan nya, kapan? (Ditulis oleh Kiki Esa Perdana. Penulis adalah dosen tetap TAU dan dosen luar biasa komunikasi kebencanaan Tel-u.)
Disclaimer: Arena Bobotoh adalah komitmen Simamaung memuat opini bobotoh mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan Persib. Tulisan ini bukan produk jurnalistik, melainkan opini pribadi penulis.***
Artikel ini sebelumnya sudah pernah ditayangkan di web atau media sosial.Simamaung pada 25 Agustus 2023.