Ketum Porserosi Jabar Ingin Track Sepatu Roda Saparua Diperbaiki

- 7 Februari 2024, 15:31 WIB
Lintasan GOR Saparua. -f/istimewa
Lintasan GOR Saparua. -f/istimewa /Anambas Today /Ade Irwan Munawar

SIMAMAUNG - Kondisi lintasan sepatu roda Saparua dapat sorotan Abdul Haris Sugondo. Ketua Umum Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat ini menilai harus ada perbaikan agar fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh para atlet.

Baca Juga: Kepengurusan Porserosi Jabar Dilantik, Targetkan Lima Emas di PON XXI

Ketum Porsero Jabar yang baru dilantik ini menilai bahwa track Saparua adalah salah satu icon di Jawa Barat. Namun situasinya belakangan ini terbengkalai, padahal ini bisa dimanfaatkan untuk pelatda cabang olahraga sepatu roda untuk PON/XXI.

"Keinginan saya adalah Saparua itu menjadi iconnya Jawa Barat jadinya kita tampilkan. Kita juga sudah sampaikan proposal dan saya sampaikan semua apabila dulu ada sejarah demikian. Terus kemudian ini jadi icon juga karena seluruh Indonesia tahu ya Saparua ini dirindukan," ujar Abdul Haris di GOR KONI Jawa Barat, Rabu, 7 Februari 2024.

"Katanya selalu menanyakan, kapan nih akan diadakan kompetisi di Bandung, Jawa Barat. Nah nanti di sini kita akan galakan supaya segera terealisasi Saparua bisa dipakai kembali, agar bisa menghidupkan, tidak hanya prestasi saja, tapi untuk wisata ya pariwisata juga. Kita bisa kerja sama dengan Disbudpar," lanjut dia.

Bisa Dipergunakan untuk Pelatda

Saat ini, pelatda PON XXI/2024 sendiri digelar di GWIS, Grand Wisata, Bekasi. Namun melihat kondisi tekstur lintasan beraspal Saparua yang menyerupai venue di Aceh, idealnya pelatda digelar di Bandung dengan catatan Saparua sudah diperbaiki.

"Kalau misalkan nanti ya ini rencananya saya kalau misalkan tiga bulan ini selesai ya, kita GWIS kita pindahkan ke sini, karena lahannya Saparua ini sama persis seperti yang di Aceh gitu. Kemudian di sana misalnya di pinggir laut, panas. Jadi kita kontrol sini latihannya siang gitu. Jadi kita menyesuaikan cuaca di sana juga," jelas Abdul Haris.

Ini juga bisa mengurangi isu psikologis dari para atlet. Lantaran jika pelatda dilakukan di Bandung, orang tua atlet bisa lebih mudah berkunjung, kans atlet merasakan homesick juga bisa diminimalisir.

"Semoga kita harapkan bisa dipindahkan ke sini ya, dengan kualitas di sini. Orang tua juga kalau akan menengok ke sini juga mudah, karena tempat banyak, saudara banyak, ya bisa tinggal lebih murah lah dan efektif bisa mensupport atlet itu. Supaya semangat, daya juangnya, disiplinnya dan tidak ada homesick," tukasnya.***

Editor: Mayasari Mulyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah